a

Breaking

Saturday, February 8, 2014

Prinsip Kerja Setrika

Setrika merupakan alat vital yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan rumah tangga sehari-hari. Tahukah kalian jika pada zaman dahulu setrika yang digunakan adalah setrika yang berbahan bakar arang? Dimana arang dibakar terlebih dahulu sampai mencapai temperatur yang coock dengan bahan pakaian yang akan dikenai setrika.

Namun setrika arang telah ditinggalkan karena ketidakpraktisan dalam penggunaannya di masa kini. Pengganti setrika arang tersebut adalah setrika listrik yang relatif murah dan mudah ditemukan di pasaran.

Maka dari itu, menarik untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja setrika listrik. Namun sebelumnya, akan lebih mudah jika kita terlebih dahulu berkenalan dengan material penyusun setrika listrik tersebut.

setrika ayam jago

Secara umum, ada 6 komponen dari setrika listrik dengan fungsinya masing-masing. Yang pertama adalah Elemen Pemanas. Elemen pemanas berfungsi sebagai sumber panas setrika listrik, yaitu menggunakan kawat berbahan nikelin dengan bentuk pipih yang dililitkan pada lembaran mika, dibentuk sedemikian rupa hingga cocok dengan bentuk alas setrika. Jadi panas yang dihasilkan dapat tersebar secara merata.

Elemen pemanas ini tidak terhubung dengan badan setrika. Pada setrika model lain, kawat nikelin digulung menyerupai spiral dan dimasukkan ke dalam pipa sebagai pelindung. Supaya arus listrik tidak mengalir masuk ke badan setrika, antara pipa dengan spiral nikelin diisolasi dengan bahan berupa oksida magnesium.

Pada setrika model jadul, spiral nikelin diberi selongsong dari batu tahan api sebagai pelindung, sekaligus sebagai isolator.

Komponen kedua adalah Besi Pengumpul Panas (alas). Komponen ini, yang sekaligus berperan sebagai bagian alas/dasar dari setrika, berbentuk rata yang dilapisi oleh bahan anti lengket dan anti karat. Bagian ini harus selalu dalam keadaan bersih karena langsung berhubungan dengan objek yang dipanasi (pakaian).

Komponen selanjutnya adalah Besi Pemberat. Pada setrika model lama dilengkapi dengan komponen besi pemberat, karena faktor daya rata-rata setrika #listrik yang sekitar 350 watt, sedangkan objek yang disetrika kebanyakan berupa berbahan jenis katun, dimana proses pelicinannya membutuhkan tekanan yang cukup kuat.

Pada setrika listrik model baru tidak lagi dilengkapi dengan komponen ini, karena bahwa objek yang disetrika mayoritas sudah berasal dari bahan sejenis sintetis dan bertekstur lebih lembut.

Komponen selanjutnya adalah Tutup dan Pemegang Setrika. Tutup setrika digunakan sebagai pelindung bagian dalam setrika yang dialiri arus listrik, juga berfungsi agar panas tidak terepas langsung ke udara luar. Sedangkan pemegang setrika biasanya terbuat dari bahan yang tidak mengalirkan arus listrik dan panas.

Untuk itu, bagian komponen ini biasanya terbuat dari ebonit, kayu, atau karat. Selanjutnya adalah Terminal dan Kabel Penghubung. Komponen ini berfungsi sebagai penghubung rangkaian dalam setrika dengan sumber tegangan melalui kabel penghubung. Beberapa model setrika menggunakan terminal sebagai tempat persambungan antara ujung kawat elemen yang tersambung dengan steker, dengan kabel penghubung dari luar yang tersambung dengan kontra steker. Jadi saat setrika tidak digunakan, kabel penghubung dapat disimpan terpisah dari setrikanya.

Komponen terakhir adalah Pengatur Panas. Setrika dengan pengatur panas otomatis memakai komponen tambahan berupa thermostat yang bermaterikan bahan bimetal, yaitu satu lempengan yang disatukan dari lempeng dua logam yang berlainan koefisien muai panjangnya.

Jika lempengan ini dikenai panas, maka salah satu jenis logamnya akan memuai terlebih dahulu, sehingga lempengan gabungan tadi membengkok, yang arah bengkoknya dimanfaatkan untuk menghubungkan kontak. Jadi saat panas berlebihan, kontak akan memutus dan elemen pemanas tidak dialiri arus listrik lagi, namun saat panasnya mulai rendah lagi kontak akan terhubung kembali dan arus listrik mengalir lagi melalui elemen pemanas. Sehingga, kondisi panas dapat dipertahankan sesuai dengan suhu yang diinginkan.

Sekarang kita masuk ke bagian yang seru. Bagaimana sih prinsip kerja setrika listrik? Ternyata, setrika listrik itu sendiri dikategorikan lagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Setrika Listrik Biasa dengan Pengatur Panas

Setrika jenis ini lebih baik dibandingkan jenis kedua. Terutama dengan adanya pengatur suhu yang dapat mengatur tersambung tidaknya sumber listrik pada setrika. Keadaan ini menjamin terhindarnya pengguna dari kemungkinan panas setrika yang berlebihan. Suhu setrika dapat diatur berdasarkan kebutuhan panas jenis kain yang akan disetrika. Posisi pengatur suhu umumnya terletak di bawah gagang setrika.

2) Setrika Listrik Tanpa Pengatur Panas

Setrika ini merupakan jenis setrika yang paling sederhana. Setelah kabel disambungkan pada sumber listrik, maka arus listrik akan mengalir menuju elemen, lalu setrika perlahan-lahan menjadi panas. Keadaan yang dibiarkan terjadi terus-menerus akan menyebabkan kerusakan pada setrika karena terlampau panas.

No comments:

Post a Comment